-->

Ugrasena (Prabu Setyajid)

ARYA UGRASENA adalah putra ke-empat (bungsu) Prabu Basukunti, raja negara Mandura dengan permaisuri Dewi Dayita, putri Prabu Kunti, raja Boja. Ia mempunyai tiga orang saudara kandung bernama; Arya Basudewa, Dewi Kunti/Dewi Prita dan Arya Prabu Rukma.

Arya Ugrasena menikah dengan Dewi Wersini, seorang bidadari keturunan Sanghyang Pancaresi. Ia dapat memperistri Dewi Wersini berkat bantuan Prabu Pandu, raja negara Astina, yang berhasil membinasakan Prabu Kalaruci, raja negara Karanggubarja yang menyerang Suralaya karena ingin memperistri Dewi Wersini.

Oleh Bathara Guru, negara Karanggubarja diserahkan kepada Arya Ugrasena, yang kemudian naik tahta bergelar Prabu Setyajid.Negara Karanggubarja pun diganti nama menjadi Lesanpura.
Dari perkawinan Dewi Wersini, ia memperoleh dua orang putra bernama; Dewi Setyaboma dan Arya Setyaki.



Baca pula : Ugrasena Rabi

Secara tidak resmi Arya Ugrasena juga mengawini Ken Sagupi, swaraswati Keraton Mandura, dan memperoleh dua orang putra bernama; Arya Pragota dan Arya Adimanggala. Arya Ugrasena mempunyai sifat dan perwatakan; berani, cerdik pandai, tangkas dan pandai mempermainkan senjata gada.

Arya Ugrasena menjadi raja negara Lesanpura menggantikan mertuanya, Prabu Wersaya dan bergelar Prabu Setyajid.

Akhir riwayatnya diceritakan, Prabu Setyajid/Ugrasena gugur dimedan perang melawan Prabu Bomanarakasura, raja negara Surateleng atau Trajutisna.

RADEN UGRASENA
Raden Ugrasena adalata saudara Prabu Basudewa dan negara Madura. Karena kesaktiannya ia berhasil membasmi musuh raksasa dari negara Paranggubarja yang menyerbu ke Suralaya. Untuk membalas jasanya oleh para Dewa ia diberi seorang bidadari sebagai hadiah, Dewi Wresni untuk dijadikan istrinya.

Raden Ugrasena kemudian bertakhta sebagai raja di Lesanpura dengan nama Prabu Styajid.
Raden Ugrasena bermata kedondongan, berhidung dan bermulut sembada, berkumis. Bersanggul gembel dengan garuda membelakang. Berjamang dengan sunting waderan. Sebagian rambutnya terurai. Berkalung putran. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkain kerajaan lengkap.
Pada jaman Purwa, kebanyakan ksatria kawin dengan memenuhi permintarn pihak perempuan berupa sesuatu yang tak mudah bisa didapat, tetapi ada pula permiataannya, terlaksana jugalah permintaan itu.

Dalam banyak hal maskawin yang dimintakan adalah berupa musuh yang harus dikalahkan. Permintaan ada juga yang aneh-aneh, seperti misalnya sehubungan dengan kawinnya Dewi Erawati, putri dari negara Madraka, dalam hal mana permintaannya adalah berupa patah, pengiring penganten putri yang secantik-cantiknya. Pada waktu Arjuna kawin dengan Dewi Wara Sembadra permintaannya adalah berupa Kebo Danu (kerbau hutan), dan lain-lain.

Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982

Previous
Next Post »