Berikut ini akan kami jelaskan wacana esai, pengertian esai, teladan esai, format penulisan esai, teladan essay, lomba, teladan esai singkat, cara menulis essay, pengertian essay
Menulis esai dengan pola pengembangan pembuka, isi, dan epilog Dalam pelajaran 6 telah disinggung wacana pola pengembangan karangan yang terdiri atas paragraf: pembuka, isi, dan penutup. Sekarang Anda akan diajak berlatih menulis esai dengan pola tersebut. Sebelum itu, perhatikan klarifikasi singkat wacana esai berikut!
Pengertian Esai
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu problem secara sepintas kemudian dari sudut pandang pribadi penulisnya. Sebagaimana artikel, esai biasa dimuat di media massa cetak. Penulis esai disebut esais.
Dari segi isinya, esai terdiri atas esai formal dan informal. Perbandingan keduanya sebagai
berikut.
Di samping esai, dalam keseharian orang sering menyebut istilah artikel. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan gosip atau esai dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya.
Dari pengertian itu terkesan bahwa esai merupakan penggalan dari artikel. Atau mungkin Anda justru menyimpulkan tidak ada perbedaan esai dan artikel? Baiklah, mari kita sepakati, bahwa artikel itu tidak lain yaitu esai dalam bentuk formal, sedangkan yang informal kita sebut esai!
format penulisan esai
Adapun format penulisan esai secara sederhana dan umum sanggup digambarkan sebagai berikut.Pengantar/pendahuluan/pembuka:
latar belakang (dan tujuan) dikemas dalam bentuk yang menarik: pepatah, kutipan, dongeng lucu, syair lagu, dan sebagainya biar pembaca tertarik.Isi:
uraian permasalahan berdasarkan pandangan pribadi penulisnya (dapat dilengkapi contoh-contoh, data, fakta, perbandingan, disertai kutipan, anekdot, dan sebagainya).Penutup:
simpulan/saran/penegasan kembaliContoh Penggalan Esai
Angkat Keripik Nanas Kaprikornus Makanan Khas
Oleh Neli Triana
Agak kaget ketika yang tampak hanyalah bangunan kecil berukuran lebar tiga meter dan panjang enam meter yang berfungsi sebagai toko sekaligus dapur pembuatan keripik nanas. Muslimin yang hanya mengenakan kaus singlet sibuk melayani pembeli maupun penyetor buah nanas segar. Tampak berkeringat dan sedikit lelah, tetapi bapak lima anak ini ramah mendapatkan kedatangan tamunya.
Muslimin kemudian berkisah wacana perjuangannya dari petani nanas biasa hingga menjadi pembuat keripik nanas yang kemudian menjadi komoditas andalan Kampar. Laki-laki paruhbaya penduduk orisinil Kampar ini semenjak tahun 1997 terjun sebagai petani nanas. Sebelumnya ia telah malang melintang di dunia pertanian dan selalu merasa tak mendapatkan hasil yang memuaskan.
Pada masa-masa ekonomi sulit, sempurna sehabis masa reformasi, ia terjun ke bidang pertanian nanas dengan alasan yang sama ibarat alasan ratusan petani nanas lain di Desa Kualu Nanas, Kecamatan Kampar. Nanas telah dikenal di tempat ini semenjak berpuluh tahun silam. Tanaman nanas ditemukan di lahan ratusan hektare yang tersebar mengitari permukiman.
Dulu, masyarakat membiarkan saja nanas tumbuh subur sebagai tanaman liar. Mereka memanfaatkannya hanya untuk konsumsi sendiri. Lama kelamaan buah kuning oranye bermahkota ini pun diminati orang dan mulai terjadi transaksi jual beli yang memicu
tumbuhnya perkebunan nanas.
Celah peningkatan ekonomi itu kolam pancingan yang segera disambut. Warga desa beramai-ramai membuka perkebunan nanas, bahkan perusahaan di bidang agrobisnis pun mengapling tanah membangun perkebunan, di samping juga menyerap hasil budidaya warga setempat.
Selain ketika isu terkini panen besar pada Juni-Juli dan pada tamat tahun, buah nanas hampir setiap hari sanggup dipetik. Warga setempat cukup memajang buah nanasnya di pinggir Jalan Pekanbaru Bangkinang. Pengguna jalan yang tertarik eksklusif berhenti dan membeli buah segar tersebut.
Akan tetapi, semenjak tahun 1990-an, jumlah nanas di Kualu Nanas selalu berlebih dan ketika pasar tak lagi sanggup menampung, buah-buah yang mengandung banyak air serta berasa anggun asam segar itu terpaksa dibiarkan membusuk. Ini menciptakan Muslimin dan para petani lainnya prihatin. Namun, apa daya mereka tak mempunyai kemampuan memasarkan nanas hingga jauh ke luar kota, provinsi, apalagi luar negeri.
“Nanas dari sini susah dibawa dalam perjalanan jarak jauh. Kandungan air dan gula amat banyak hingga cepat matang dan membusuk ketika berada di ruang panas tertutup. Paling jauh, kami menjual nanas ke Pekanbaru atau tempat perbatasan Sumatra Barat,” kata Muslimin.
Menyadari susahnya mencari peluang pasar di luar Kampar, Muslimin membentuk Kelompok Tani Berkat Bersama. Kelompok ini kemudian menjadi satu-satunya kelompok tani yang mewadahi petani nanas. Itu pun hanya segelintir saja yang tertarik menjadi anggota.
Kelompok Tani Berkat Bersama pernah menciptakan terobosan distribusi penjualan nanas. Termasuk kesempatan kolaborasi dengan perusahaan agrobisnis menyalurkan nanas ke beberapa provinsi lain di Sumatra. Menurut Muslimin, produk nanas Kualu Nanas memang kurang disukai di luar negeri sebab terlalu anggun dan berair.
Orang-orang Barat, demikian juga Muslimin, lebih menyukai nanas yang kesat berwarna kuning muda dan kental rasa asamnya. Karena itu, satu-satunya cara yaitu menerobos pasar dalam negeri yang cocok dengan cita rasa nanas Kualu. Namun, keterbatasan teknologi pengepakan dan pengangkutan menghambat penyaluran hasil produksi. Produk alternatif
Keprihatinan ini sudah sering diungkapkan, baik kepada sesama petani maupun kepada pemerintah. Baru pada tahun 2000, Balai Penerapan Teknologi Pertanian (BPTP) Kabupaten Kampar tergerak menjawab kegelisahan petani Kualu Nanas. BPTP Kampar mendatangi sejumlah petani dan memperlihatkan training pembuatan aneka macam alternatif produk berbahan dasar nanas.
Tawaran alternatif itu hanya disambut oleh Kelompok Tani Berkat Bersama. Kelompok ini pun mengutus tujuh anggotanya, termasuk Muslimin, mengikuti training pembuatan keripik nanas selama enam bulan. Setengah tahun masa latihan terlewati gampang sebab nanas sebagai materi dasar telah tersedia, sedangkan alat pembuatan, bahan-bahan lain, serta modal lainnya dibantu penuh oleh BPTP.
Peserta training mulai bertumbangan ketika mereka harus berhadapan dengan likaliku dunia pemasaran. Satu setengah tahun kemudian, dari tujuh akseptor hanya tersisa Muslimin.
Mengenalkan makanan yang sama sekali gres merupakan cobaan terberat pada awal usaha Muslimin.
Sepanjang 2001 hingga menjelang tahun 2003, ia gigih memproduksi keripik nanas dan memasarkannya. ”BPTP masih mendampingi, tetapi saya sudah harus keluar modal sendiri serta menerapkan segala strategi, tanpa berhenti mencar ilmu wacana hal gres biar usaha berhasil. Hasil ketika itu hanya cukup untuk ongkos hidup,” tutur suami dari Nur Syam ini.
Setiap hari ia mengawali pagi dengan menyiapkan bahan-bahan berupa nanas yang telah dikupas kemudian mengiris tipis melintang sehingga menghasilkan potongan buah berbentuk bulat pipih dengan tebal sekitar tiga milimeter. Hasil irisan direndam beberapa jam dalam air garam dicampur soda makanan ringan anggun untuk menghilangkan rasa pengar penyebab gatal.
Irisan nanas kemudian digoreng dalam alat khusus berbentuk silinder melintang berukuran diameter lebih kurang 40 sentimeter sepanjang hampir satu meter.
Dalam alat itu irisan nanas terendam minyak goreng dan akan dipanasi selama tiga jam nonstop secara tertutup biar dihasilkan keripik berwarna kuning keemasan yang renyah. Tanpa pengawet, tanpa perhiasan buatan, dan pembuatan secara higienis, keripik nanas Muslimin cukup percaya diri berkompetisi dengan jenis makanan ringan lain yang telah menjamur di Riau.
Muslimin ditemani anggota BPTP memberanikan diri memperlihatkan produk andalannya di Kota Pekanbaru yang juga sentra segala aktivitas perekonomian skala besar terjadi. Tokotoko swalayan, tempat-tempat makan terkenal, serta pusat-pusat jajanan di Pekanbaru dijajal.
Laki-laki ini tak kenal lelah dan tahan aib memperkenalkan produknya dari pintu ke pintu. Ditolak mentah-mentah juga pernah dialaminya. Selain dijadikan keripik, nanas sanggup juga dijadikan sirop sari nanas ibarat sari kelapa dan banyak lagi. Yang dibutuhkan hanya keyakinan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah. Pemerintah tempat setempat pun diperlukan lebih sensitif dalam mendorong semangat, mendampingi, dan menyuntikkan modal awal untuk pengembangan usaha mereka.
Kompas, 8 September 2006
Tulislah sebuah esai dengan ketentuan:
- tema, topik atau judul bebas asal faktual dan faktual
- panjang karangan 300 – 500 kata
- mencakup pembuka, isi, dan penutup,
- berpola deduktif!
Baca Juga : Pengertian Parabel Dan Contoh Parabel