-->

7+ Struktur Cerita Hikayat

Bisakah kamu sebutkan dan jelaskan struktur cerita hikayat? Seperti karya sastra pada umumnya, hikayat juga memiliki struktur yang membangun keseluruhan cerita secara utuh dan terpadu. Semua karya sastra harus memiliki struktur ini agar keseluruhan bangunan ceritanya utuh dan sempurna. Struktur juga akan membantu pembaca dalam memahami isi cerita dan pesan yang terdapat dalam hikayat.

 Bisakah kamu sebutkan dan jelaskan struktur cerita hikayat 7+ Struktur Cerita Hikayat

Lantas, apa saja yang menjadi poin-poin penting terkait struktur hikayat? Yuk berikut ini ulasannya:

Struktur Hikayat

Hikayat memiliki struktur seperti yang dimiliki oleh novel, drama, dan cerpen. Struktur tersebut yaitu: tema, alur, setting, tokoh, dan penokohan. Berikut ini kami bahas masing-masing struktur tersebut:

1. Tema (Abstraksi)

Struktur hikayat yang pertama adalah tema (abstraksi) cerita. Tema adalah inti, ringkasan, atau gambaran awal dalam cerita hikayat. Tema akan berkembang menjadi rangkaian peristiwa yang diceritakan dalam hikayat. Olehnya itu, tema dapat diketahui dengan membaca keseluruhan cerita. Umumnya, tema dalam hikayat sama dengan karya sastra modern. Seperti masalah perjuangan, cinta, dendam, dan sebagainya.

Tema dapat disebut sebagai pokok pikiran yang menjadi jiwa dan dasar cerita. Tema terbagi menjadi dua, yaitu:
  • Tema mayor, yaitu pusat pikiran cerita.
  • Tema minor, yaitu bagian atau rincian dari tema mayor, umumnya dirumuskan dari setiap peristiwa dalam cerita.

2. Alur / Plot (Komplikasi)

Struktur hikayat yang kedua adalah alur (komplikasi). Alur adalah urutan peristiwa-peristiwa dalam cerita hikayat. Seluruh peristiwa tersebut akan terhubungan satu sama lain dengan pola sebab-akibat. Alur cerita juga akan membantu pembaca mengenali watak atau karakter tokoh-tokoh yang diceritakan dalam hikayat.

3. Setting (Latar)

Struktur hikayat yang ketiga adalah setting (latar). Latar berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat yang diceritakan dalam hikayat. Bagian ini sangat mudah dikenali karena hikayat memiliki sifat istana sentris. Hikayat tidak jauh-jauh dari cerita tentang kehidupan istana. Namun, terkadang juga dalam hikayat terdapat tambahan latar lain, seperti dunia kahyangan atau dunia gaib.

Setting atau latar hikayat bisa juga kita sebut sebagai sesuatu yang melingkupi pelaku atau peristiwa-peristiwa dalam cerita. Latar hikayat mencakup:
  • Latar waktu (dahulu kala, siang, dan sebagainya)
  • Latar tempat (istana, di darat, di laut)
  • Latar suasana (gembira, sedih, sepi, gaduh, dan sebagainya)
  • Latar alat (pertanian, peternakan, dan sebagainya)

4. Motif

Struktur hikayat yang keempat adalah motif. Dalam hikayat, motif berkaitan dengan alur cerita yang digerakkan oleh tokoh-tokoh. Dengan kata lain, motif dapat dipandang sebagai alasan suatu cerita bergerak. Dalam hikayat, motif dapat berupa cinta, balas dendam, ataupun kekuasaan.

5. Penokohan

Struktur hikayat selanjutnya adalah penokohan. Penokohan adalah karakteristik dari tokoh atau tindak-tanduk yang dilakukan oleh tokoh. Penokohan dapat kita ketahui dengan mengikut keseluruhan alur hikayat.

6. Sudut Pandang

Struktur hikayat yang keenam adalah sudut pandang. Bagian ini berkaitan dengan cara pengarang menceritakan keseluruhan isi hikayat. Pada umumnya, hikayat mengambil sudut pandang pengarang-pengamat, yaitu sang penulis seolah-olah mengetahui seluruh peristiwa yang terjadi dalam hikayat.

7. Nilai

Struktur hikayat yang terakhir adalah nilai. Setelah pembaca mengikuti keseluruhan cerita, maka akan dipetik pelajaran atau makna yang terangkum di dalamnya. Karena itulah, nilai atau pelajaran yang dipetik dari cerita dapat berbeda-beda, tergantung persepsi pembaca.

Bacaan Terkait:
Untuk memahami struktur dari Hikayat, perhatian kutipan cerita berikut ini:
Syahdan dan Permaisuri kuripan pun ingin rasanya ia hendak berputra laki-laki yang baik parasnya. Maka kata permaisuri "Kakang aji ingin pula rasanya kita ini peroleh anak", maka kata Nata "Sungguh seperti kita Tuan; Kakanda pun demikian juga bila gerangan kakang ini beroleh putera dengan pun Yayi. Akan jadi ganti pun Kakang di dalam dunia ini, kalau-kalau kita kedua dikehendaki oleh Shayang Suka kembali ke Kayangan kita." Maka kata Permaisuri "Kakang Aji marilah kita memuja kepada segala dewa-dewa memohonkan kalau-kalau dianugerahkan oleh Dewa mulia akan kita akan anak ini."
Watak Permaisuri dalam cerita di atas adalah Taat beribadah. Sedangkan nilai atau amanat yang bisa dipetik adalah berdoa dan berusahalah jika menginginkan sesuatu.

Kutipan hikayat yang kedua:
Sebermula ada sebulan selangnya, maka pada suatu hari raja semayam di balairung diadap oleh segala menteri hulubalang dan rakyat sekalian. Maka barangsiapa bercakap mengobati raja itu; jikalau sembuh penyakitnya, diambil raja akan membantu. (Hikayat Patani)
Penggalan hikayat di atas menyajikan tokoh raja yang merupakan salah satu karakteristik hikayat. Di samping itu, dikisahkan juga secara implisit kesaktian seseorang yang mampu atau cakap mengobati raja.

Demikianlah penjelasan tentang Struktur Hikayat. Bagikan materi ini kepada teman yang membutuhkan. Terima kasih, semoga bermanfaat.

Previous
Next Post »