Peninggalan Sejarah Bercorak Islam| Banyaknya peninggalan-peninggalan ini tidak lain merupakan peninggalan dari kerajaan-kerajaan islam di indonesia yang juga ada dalam sejarah indonesia, yang baik itu peninggalan-peninggalan berupa benda atau bangunan. Berkembangnya agama Islam di Indonesia telah mewariskan aneka macam bentuk kebudayaan yang bercorak Islam. Coba berdasarkan kalian apa saja yang termasuk peninggalan sejrah dan kebudayaan yang bercorak islam ?. Apakah di tempat sekitar kalian terdapat peninggalan sejarah yang bercorak Islam dan apa saja cirinya ?. Dari pencarian peninggalan-peninggalan sejarah bercorak islam dari aneka macam sumber didapatkan peninggalan ibarat yang ada dibawah ini.
1. Masjid.
Masjid sanggup diartikan sebagai tempat ibadah. Jadi, masjid tolong-menolong segala sesuatu yag terkait dengan tempat ibadah atau tempat salah bagi orang muslim. Ukuran masjid relatif besar dan sanggup dipakai salat berjamaah minimal untuk 40 orang. Di indonesia, bentuk dasar bangunan masjid itu umumnya persegi atau bujur sangkar. Di cuilan barat terdapat bangunan menjorok yang merupakan ruangan pengimaman. Di ruang pengimaman itu seorang imam memimpin salat berjamaah.
Terkait dengan bangunan masjid itu, di Indonesia dikenal istilah surau atau langgar. Langgar atau surau ialah bangunan yang juga sebagai tempat salat, tetapi ukurannya lebih kecil dan tidak dipakai untuk salat jumat. Tampaknya ada ciri umum bangunan masjid yang berkembang di masa kerajaan-kerajaan islam. Ciri itu, antara lain beratap tumpang. ibarat Masjid Demak.
Kalau kita amati, Masjid Demak terperinci beratap tumpang (bertingkat-tingkat dan gasal). Atap tumpang Masjid Demak berjumlah tiga tingkatan. Contoh lain, masjid yang beratap tumpang ialah masjid di Aceh dan Banten.
2. Menara
Pada kompleks bangunan masjid, umumnya ditemukan bangunan menara. Menara ialah tempat muazin mengumandangkan azan. Akan tetapi, untuk masjid-masjid di Indonesia pada periode awal, jarang ada bangunan menara. Untuk tanda bahwa waktu salat sudah datang biasanya dilakukan dengan memukul bedug. Di Masjid Kudus dan juga Masjid Banten pada kompleks bangunan masjid terdapat bangunan menara yang cukup menonjol.
3. Makam
Setiap orang Islam yang meninggal, wajib dikuburkan atau dimakamkan. Di makam itu umumnya dipancangkan nisan sebagai tanda tempat dikuburkannya jenazah. Bentuk makam yang ada di Indonesia diadaptasi dengan kebudayaan dan tradisi tempat masing-masing. Begitu juga dengan nisan, bentuknya bermacam-macam. Makam para wali apalagi raja, watu nisannya sangat mewah. Selain watu nisan yang glamor diberi bangunan cungkup yang megah. Misalnya, kompleks makam Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Giri.
Makam-makam para wali tersebut berada satu kompleks dengan masjid. Letak makam itu umumnya berada di belakang masjid. Oleh alasannya ialah itu, dikenal dengan istilah masjid makam, ibarat masjid makam di demak dan masjid makam Sunan Ampel.
4. Gapura
Bangunan pada masa Islam, banyak terdapat gapura atau pintu gerbang. Misalnya, pintu gerbang bangunan makam, pintu gerbang bangunan keraton, dan pintu gerbang bangunan masjid. Salah satu pola bangunan gapura peninggalan masa Islam di Indonesia ialah gapura makam Masjid Sendang Duwur di Tuban.
5. Bangunan Keraton
Pusat-pusat kerajaan Islam hingga kini masing sanggup kita lihat peninggalan bersejarahnya. Bahkan, bangunan keraton itu ada yang masih utuh, ibarat Keraton Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon. Bangunan keraton itu dibangun dengan megah dan penuh nilai-nilai keindahan.
6. Seni Ukir
DI dalam agama Islam ada beberapa pandangan yang menyatakan bahwa melukis makhluk hidup, hewan atau insan tidak diperkenankan. Oleh alasannya ialah itu, seni ukir dikembangkan ke arah seni hias. Begitu juga jika ingin menciptakan patung hewan atau manusia, harus disamarkan. Dengan demikian, tidak terperinci lagi wujud insan atau hewan yang dimaksud. Semua sanggup disamar dengan hiasan bentuk dedaunan dan bunga-bungaan.
7. Karya Sastra
Pada zaman Islam , di Indonesia juga berkembang karya sastra Perkembangan seni sastra itu cukup menonjol terutama di Jawa dan Sumatera (di Tanah Melayu). Ada beberapa jenis karya sastra yang berkembang pada waktu itu.
a. Syair
Syair merupakan karya sastra yang berupa sajak dan terdiri atas empat baris. Syair ini ibarat dengan pantun.
b. Hikayat
Hikayat ialah suatu karya sastra yang berisi kisah atau dongeng dan sering dikaitkan dengan tokoh sejarah. Contoh hikayat, antara lain Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Amir Hamzah, dan Hikayat Hang Tuah.
c.Babad
Babad ialah kisah sejarah, tetapi banyak bercampur mitos dan kepercayaan masyarakat yang kadang tidak masuk akal. Contoh babad, antara lain babad tanah Jawi, Babad Cirebon, dan Babad Gianti.
d. Suluk
Suluk ialah karya sastra yang berisi tasawuf. Contohnya suluk, antara lain suluk sunan bonang dan suluk Syarab al Asyiqin.
Sekian artikel tentang Peninggalan Sejarah Bercorak Islam biar bermanfaat
1. Masjid.
Masjid sanggup diartikan sebagai tempat ibadah. Jadi, masjid tolong-menolong segala sesuatu yag terkait dengan tempat ibadah atau tempat salah bagi orang muslim. Ukuran masjid relatif besar dan sanggup dipakai salat berjamaah minimal untuk 40 orang. Di indonesia, bentuk dasar bangunan masjid itu umumnya persegi atau bujur sangkar. Di cuilan barat terdapat bangunan menjorok yang merupakan ruangan pengimaman. Di ruang pengimaman itu seorang imam memimpin salat berjamaah.
Terkait dengan bangunan masjid itu, di Indonesia dikenal istilah surau atau langgar. Langgar atau surau ialah bangunan yang juga sebagai tempat salat, tetapi ukurannya lebih kecil dan tidak dipakai untuk salat jumat. Tampaknya ada ciri umum bangunan masjid yang berkembang di masa kerajaan-kerajaan islam. Ciri itu, antara lain beratap tumpang. ibarat Masjid Demak.
Kalau kita amati, Masjid Demak terperinci beratap tumpang (bertingkat-tingkat dan gasal). Atap tumpang Masjid Demak berjumlah tiga tingkatan. Contoh lain, masjid yang beratap tumpang ialah masjid di Aceh dan Banten.
2. Menara
Pada kompleks bangunan masjid, umumnya ditemukan bangunan menara. Menara ialah tempat muazin mengumandangkan azan. Akan tetapi, untuk masjid-masjid di Indonesia pada periode awal, jarang ada bangunan menara. Untuk tanda bahwa waktu salat sudah datang biasanya dilakukan dengan memukul bedug. Di Masjid Kudus dan juga Masjid Banten pada kompleks bangunan masjid terdapat bangunan menara yang cukup menonjol.
3. Makam
Setiap orang Islam yang meninggal, wajib dikuburkan atau dimakamkan. Di makam itu umumnya dipancangkan nisan sebagai tanda tempat dikuburkannya jenazah. Bentuk makam yang ada di Indonesia diadaptasi dengan kebudayaan dan tradisi tempat masing-masing. Begitu juga dengan nisan, bentuknya bermacam-macam. Makam para wali apalagi raja, watu nisannya sangat mewah. Selain watu nisan yang glamor diberi bangunan cungkup yang megah. Misalnya, kompleks makam Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Giri.
Makam-makam para wali tersebut berada satu kompleks dengan masjid. Letak makam itu umumnya berada di belakang masjid. Oleh alasannya ialah itu, dikenal dengan istilah masjid makam, ibarat masjid makam di demak dan masjid makam Sunan Ampel.
4. Gapura
Bangunan pada masa Islam, banyak terdapat gapura atau pintu gerbang. Misalnya, pintu gerbang bangunan makam, pintu gerbang bangunan keraton, dan pintu gerbang bangunan masjid. Salah satu pola bangunan gapura peninggalan masa Islam di Indonesia ialah gapura makam Masjid Sendang Duwur di Tuban.
5. Bangunan Keraton
Pusat-pusat kerajaan Islam hingga kini masing sanggup kita lihat peninggalan bersejarahnya. Bahkan, bangunan keraton itu ada yang masih utuh, ibarat Keraton Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon. Bangunan keraton itu dibangun dengan megah dan penuh nilai-nilai keindahan.
6. Seni Ukir
DI dalam agama Islam ada beberapa pandangan yang menyatakan bahwa melukis makhluk hidup, hewan atau insan tidak diperkenankan. Oleh alasannya ialah itu, seni ukir dikembangkan ke arah seni hias. Begitu juga jika ingin menciptakan patung hewan atau manusia, harus disamarkan. Dengan demikian, tidak terperinci lagi wujud insan atau hewan yang dimaksud. Semua sanggup disamar dengan hiasan bentuk dedaunan dan bunga-bungaan.
7. Karya Sastra
Pada zaman Islam , di Indonesia juga berkembang karya sastra Perkembangan seni sastra itu cukup menonjol terutama di Jawa dan Sumatera (di Tanah Melayu). Ada beberapa jenis karya sastra yang berkembang pada waktu itu.
a. Syair
Syair merupakan karya sastra yang berupa sajak dan terdiri atas empat baris. Syair ini ibarat dengan pantun.
b. Hikayat
Hikayat ialah suatu karya sastra yang berisi kisah atau dongeng dan sering dikaitkan dengan tokoh sejarah. Contoh hikayat, antara lain Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Amir Hamzah, dan Hikayat Hang Tuah.
c.Babad
Babad ialah kisah sejarah, tetapi banyak bercampur mitos dan kepercayaan masyarakat yang kadang tidak masuk akal. Contoh babad, antara lain babad tanah Jawi, Babad Cirebon, dan Babad Gianti.
d. Suluk
Suluk ialah karya sastra yang berisi tasawuf. Contohnya suluk, antara lain suluk sunan bonang dan suluk Syarab al Asyiqin.
Sekian artikel tentang Peninggalan Sejarah Bercorak Islam biar bermanfaat