-->

Menulis Puisi Bebas Dengan Memerhatikan Unsur Persajakan

Dalam Artikel kali ini kita akan membahas bagaimana menulis puisi bebas dengan memerhatikan unsur persajakan, Struktur fisik puisi, syarat-syarat puisi, pola puisi.

Menulis Puisi Bebas

Puisi yaitu bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.

Untuk sanggup menciptakan puisi dengan baik, kita harus memerhatikan unsur fisik dan unsur  batin puisi.

Struktur fisik puisi meliputi

  • Diksi (diction)
  • Pencitraan
  • Kata nyata (the concentrate word)
  • Majas (figurative language) 
  • Bunyi yang menghasilkan rima dan ritma (rhyme and rytem

Adapun struktur batin meliputi:

  • Perasaan (feeline) 
  • Tema (sense) 
  •  Nada (tone) 
  • Amanat (atention)

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang merupakan untaian kata-kata yang setiap katanya mempunyai kandungan makna yang padat. Selain menarik isinya, puisi juga menarik apabila dibacakan dengan cara deklamasi.

Perlu kalian ingat bahwa menulis puisi bukanlah merupakan hal yang sulit jikalau kita memang berniat benar. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kemampuan berbahasa serta mempunyai nuansa keindahan meskipun antara seorang dengan orang lain berbeda. Hal terpenting dalam penulisan puisi yaitu memerhatikan syarat-syarat puisi.

Syarat-syarat puisi tersebut meliputi

  • persajakan, 
  • perimaan, 
  • diksi, serta 
  • kebaitan. 

Contoh Puisi

Perhatikan puisi di bawah sebagai pola materi tumpuan kalian dalam menulis puisi.

                                 Masih Tersisa
                        Karya: Taufiq Abi Sabda
 

Masih tersisa
tanah permai udara nan sejuk
pagi yang berkerlip embun di hamparan kehijauan
dan senja pantai berkerudungkan lembayung
di antara tangis terpendam
dan murung yang timbul tenggelam
 

Masih tersisa
rindu kedamaian dan hasrat cinta
sumpah sesaudara, ikrar seduka dan cita
seikat dalam hati, sejiwa dalam asa
di antara sayatan tikai yang amat tajam
dan lelahnya menitikkan darah dendam
 

Nun jauh dalam hutan dan sisa ladang
tonggak-tonggak tunas tiasa kukuh tegak
menjadi tiang harap
penyangga lara pada puji dan doa
di antara berjuta juta batang yang terus bertumbang
dan kemudian bermigrasi entah ke mana
 

Nun bentang di balik hamparan ombak
terumbu menari-nari, eksotik dan mesra
letik-letik ikan menggelayut berpaut jala
menebar senandung hidup dan rasa
di antara liarnya pukat dan riak
yang berubah menjadi dalam hitungan-hitungan angka
 

Masih tersisa
untuk selalu kita jaga
                                                          Solo, 2005


Baca Juga : Mengemukakan Kembali Isi Berita yang Didengar Melalui Televisi atau Radio

Previous
Next Post »